Byuh… Selama hampir dua minggu ini Mahesh si anak kedua sakit. Tiga hari pertama demamnya, saya sudah membawanya ke dokter, dan menurut diagnosa dokter dia hanya terkena radang tenggorok dan flu saja. So, I guess, nothing to worry… Dan benar saja, hari berikutnya demamnya seharian sudah hilang dan dia sudah ceria kembali dan bermain seperti biasa.
Amannn… itu pikir saya… Sampai hari berikutnya, ternyata dia kembali demam, datang dan pergi seiring hilangnya efek obat penurun demam, hingga tiga hari kemudian, dan saya pun kembali membawanya ke dokter…
"Ga ada gejala penyakit berat kok Bu. Yang keliatan hanya radangnya saja… Besok atau paling lambat lusa, jika demamnya tidak kunjung reda, baru kita test darah ya…" begitu penjelasan dokter kali kedua ini. "Tapi Dok, kan demamnya sejak udah lebih dari seminggu kalau dihitung dari pertama kali kemarin itu… Ya, memang sempat reda sampai dua hari sih demamnya," kata saya kemudian, karena saya pikir hari ini lah Mahesh harus test darah. "Hmm, jadi kan Adek sempat turun demamnya ya, dan ini baru hari kedua demamnya, jadi untuk pemeriksaan darah menurut saya belum urgent dilakukan… Apalagi, menurut pemeriksaan saya, Adek ini hanya radang tenggorok dan batuk pilek saja. Nah, Adek ini kan berat badannya kurang, jadi wajar jika dia gampang sakit…" begitu penjelasan dokter panjang lebar; yang membuat saya sedikit tenang, tersadar urgensinya mengembalikan berat badan Mahesh ke kisaran normal dan juga bersemangat untuk berusaha keras untuk itu!
Nah kan, kaya ga ada korelasinya dengan judulnya, 'Membuat Bakso Sapi Sendiri!' ๐
Heit, ada ya… Ada ya teman-teman… Benang merahnya adalah di bersemangat untuk menaikkan berat badan Mahesh kembali ke kisaran normal! Yes, karena keinginan itulah, akhirnya sejak hari Sabtu pun saya sudah berencana untuk membuat sesuatu olahan makanan yang kemungkinan akan disukai Mahesh, yaitu bakso sapi.
Kenapa bakso sapi? Hmm, sebenarnya bukan karena Mahesh suka bakso sapi sih… Dan selama ini dia malah cenderung tidak terlalu tertarik dengan Bakso Sony yang dulu sering kami stok di rumah. Tapi, karena berpikir bahwa jika tekstur si bakso lebih empuk dan rasanya lebih light Mahesh akan suka… Lalu mengingat tingginya protein pada daging sapi yang jelas mendukung visi dan misi saya menaikkan berat badan Mahesh… Saya pun bertekad bulat akan mewujudkannya Sabtu ini!
"Emang kamu bisa bikin bakso Nian?" tanya seorang teman terkagum-kagum dengan niat saya. Yang lantas saya jawab, "Yaelah Mbak, tahun berapa lah ini, tinggal buka hape, keluar deh itu resep bakso dari Sabang sampai Merauke," dengan wajah serius.
Yes, ini percobaan pertama, tapi saya sangat optimis, saya akan berhasil! Cukup ikuti resep dari website yang kredibel soal masak memasak. Which is justtryandtaste.com, situs yang seringkali saya kunjungi untuk mencontek resep berbagai masakan, karena langkah-langkah dan penjelasannya yang mudah dipahami. Mbak Endang, sosok di bali JTT memang tidak diragukan lagi kredibilitas resep-resepnya, mengingat beliau sudah menghasilkan beberapa buku resep masakan dari hobi memasak dan menulisnya.
Then, back to proses membuat bakso sapi sendiri… Setelah sempat kebingungan mencari baking soda saat belanja bahan… **karena di resep dibutuhkan baking powder dan baking soda, sementara saya hanya nemu baking powder** Juga setelah kehebohan, karena saya menyalakan food processor tengah malam, yang menuai protes dari suami dan juga akhirnya Mahesh terbangun. **Saya rasa, ibu-ibu pasti tahu lah jalan pikiran saya sampai nekat memulai masak tengah malam… Yang tidak lain adalah karena menunggu anak tertidur ๐
** Akhirnya, Sabtu pagi (01-04-2017) sebelum semuanya terbangun, bakso sapi buatan sendiri pun tereksekusi! Walaupun dengan kekurangan di sana sini.
Tada…
Akhirnya bakso sapi home made ala saya jadi juga! Kalau menurut suami saya, "Rasanya enak! Cuma mungkin karena kita terbiasa dengan tekstur bakso yang padat dan kenyal, jadi kesannya sedikit aneh…" Well, karena suami saya itu pelit kalo ngasih pujian ke istrinya, jadi saya simpulkan kalau bakso ini memang enak dan layak di-share resepnya๐. Sebagai berikut…
Bahan: | |
½ kg | Daging sapi giling |
125 ml | Air es |
1 sendok makan | Kecap ikan |
2 sendok teh | Garam |
7 siung | Bawang putih |
3 siung | Bawang merah |
1 butir | Telur |
2 sendok makan | Tepung tapioka |
2 sendok teh | Baking powder |
1 sendok teh | Gula pasir |
½ sendok makan | Minyak sayur |
1 sendok teh | Merica bubuk |
Cara Membuat: | |
1. | Haluskan bawang putih dan bawang merah bersama garam agar lebih mudah halus. |
2. | Campur hasil nomor 1 dengan kecap ikan, air es, telur, tepung tapioka, baking powder, gula pasir, minyak sayur dan merica bubuk secara merata. |
3. | Campur hasil nomor 2 dengan daging giling, uleni hingga merata, diamkan sebentar, kemudian proses dengan food processor atau blender. |
4. | Didihkan air, bentuk sedikit adonan dan masak hingga mengapung untuk mencoba rasa bakso setelah jadi. |
5. | Jika kurang asin, bisa ditambahkan kembali garam atau kecap asin yang lebih mudah tercampur. Ulangi nomor 4 untuk mencoba kembali. |
6. | Jika rasa bakso sudah pas, tutup baskom berisi adonan dengan plastik dan diamkan di dalam freezer selama 30 menit. |
7. | Didihkan cukup banyak air dalam panci yang cukup besar dengan api yang kecil sehingga tidak sampai bergolak. Kemudian masukkan adonan yang setelah dibentuk bulat* ke dalamnya hingga matang (mengambang). |
Teman-teman, membentuk bakso ini ada teknik khususnya lho ternyata. Kalau saya sih dengan cara mencelupkan tangan ke air bersih, mengambil sedikit adonan, dan menggelinding-gelindingkannya pada kedua tangan hingga bentuknya cukup bulat… Which is, tidak terlalu efektif ternyata. Dan saya baru bahwa cara membentuk bakso dengan cepat adalah dengan menggenggam adonan dengan tangan yang sudah dibasahi dengan air, mengepalnya di atas panci berisi air, mengeluarkan adonan sedikit demi sedikit dan memanfaatkan sendok untuk membentuk/memotong adonan hingga menyerupai bakso.
Yes, saya baru tahu saat suami turun ke dapur, terheran-heran dengan cara saya membentuk bakso dan kemudian mempraktekkan cara ini dengan bangganya. Well, tapi saya sih sama sekali ga merasa inferior dengan cara saya membentuk bakso kok, kalau kata Ganesh, "Kan orang itu beda-beda…" Hahaha, meski harus saya akui, cara yang diajarkan suami saya, yang saya bold dan underline itu memang lebih efisien ๐.
OK, kembali ke resep bakso sapi… resep ini saya modifikasi sedikit dari resep aslinya di justtryandtaste.com karena keterbatasan alat dan bahan. Di antaranya; saya tidak menggunakan daging sapi yang digiling sendiri dengan air es, tapi menggunakan daging sapi giling. Saya juga tidak menggunakan baking soda, tapi hanya baking powder juga untuk menggantikan porsi baking soda. Dan juga, saya tidak cukup optimal mencampur adonan dengan food processor atau blender; karena food processor saya ternyata terlalu kecil dan blender saya pun tidak cukup kuat, sehingga beberapa saat setelah digunakan berasap karena putarannya berat ๐.
Tapi, yah, dengan segala kekurangn dan kendala itu, bakso sapi saya masih dapat apresiasi dari suami kan… Yang harus digarisbawahi, orangnya rada pelit ngasih pujian ke istri… Jadi, bisa dipercaya lah ya, kalau bakso sapi saya ini memang enak ๐. So, teman-teman, jangan ragu jika ingin mencobanya ya… **Atau kalau masih ragu, silakan merujuk ke resep aslinya deh…**
Dan jangan lupa, doakan saya berhasil menaikkan berat badan Mahesh ke batas normal ya… Amiin…
With Love,
Nian Astiningrum
-end-
Yes, saya baru tahu saat suami turun ke dapur, terheran-heran dengan cara saya membentuk bakso dan kemudian mempraktekkan cara ini dengan bangganya. Well, tapi saya sih sama sekali ga merasa inferior dengan cara saya membentuk bakso kok, kalau kata Ganesh, "Kan orang itu beda-beda…" Hahaha, meski harus saya akui, cara yang diajarkan suami saya, yang saya bold dan underline itu memang lebih efisien ๐.
OK, kembali ke resep bakso sapi… resep ini saya modifikasi sedikit dari resep aslinya di justtryandtaste.com karena keterbatasan alat dan bahan. Di antaranya; saya tidak menggunakan daging sapi yang digiling sendiri dengan air es, tapi menggunakan daging sapi giling. Saya juga tidak menggunakan baking soda, tapi hanya baking powder juga untuk menggantikan porsi baking soda. Dan juga, saya tidak cukup optimal mencampur adonan dengan food processor atau blender; karena food processor saya ternyata terlalu kecil dan blender saya pun tidak cukup kuat, sehingga beberapa saat setelah digunakan berasap karena putarannya berat ๐.
Tapi, yah, dengan segala kekurangn dan kendala itu, bakso sapi saya masih dapat apresiasi dari suami kan… Yang harus digarisbawahi, orangnya rada pelit ngasih pujian ke istri… Jadi, bisa dipercaya lah ya, kalau bakso sapi saya ini memang enak ๐. So, teman-teman, jangan ragu jika ingin mencobanya ya… **Atau kalau masih ragu, silakan merujuk ke resep aslinya deh…**
Dan jangan lupa, doakan saya berhasil menaikkan berat badan Mahesh ke batas normal ya… Amiin…
With Love,
Nian Astiningrum
-end-
Wah dari resepnya kayaknya enak, cuma kalo bikin bakso sendiri gini yang bikin gak telaten itu buletin2 dagingnya ya Mbak hihihi
ReplyDeleteIya.. memang sedikit rempong.. tapi kalo barengan sama suami ngerjainnya pasti jadinya seru :D
DeleteToss lah mba.. Anakku jg masalahnya di berat bdn.. Menu ini sring di masak juga di rumahku, tp biasanya di semur.. Semur bola2 daging :D.. Anakku doyan bgt kalo udh dimasakin ini..
ReplyDeleteaku belum pernah nih bikin bakso, padahal udah dikirimi gilingan daging sama ibuku.
ReplyDeleteMenambah berat badan dan jadi lebih sehat ya karena basonya bikin sendiri, jadi udah pasti bebas bahan pengawet. Moga adek sehat2 terus ya :)
ReplyDelete