Anak-anak sakit, memang adalah hal yang wajar. Bahkan para dokter (membaca dari artikel di internet) menyebutkan bahwa hingga usia 1 tahun, rata-rata anak akan mengalami sakit 8 – 12 kali pertahun dan baru kemudian turun menjadi 6-8 kali pertahun memasuki tahun kedua hidupnya. Jadi ya begitulah adanya, benar-benar sesuatu yang wajar jika anak kecil kita sering sakit sebanyak itu (karena kalau lebih mungkin ada indikasi lain). Semua itu adalah hal yang alami, yaitu karena daya tahan bayi
dan anak-anak memang lebih lemah dibandingkan orang dewasa. Baiklah, berarti
kita tidak perlu terlalu khawatir ya, jika anak-anak kita mengalami sakit ringan seperti batuk pilek dan diare.
Iya, mungkin seharusnya seperti itu ya, dan saya pun rasanya bukan orang yang terlalu khawatir saat anak-anak mengalami sakit
ringan semacam itu. Tapi, terlepas dari kewajaran itu… Bukan semata merawat anak sakit itu
melelahkan. Bukan semata menggendong seharian dan semalaman yang membuat kita
ingin rasa sakit itu pergi dari tubuh anak kita. Tapi, melihat dan membayangkan
seorang anak kecil yang belum bisa mengeluh dan berkompromi dengan rasa sakit;
yang termanifestasi dalam perilaku susah tidur, susah makan, rewel dan
sejenisnya itu, tentu menerbitkan rasa iba. Kita saja, orang dewasa yang bisa
batuk-batuk atau ‘sisi’ (bahasa Jawa: buang ingus) untuk mengeluarkan dahak,
masih merasa batuk pilek itu sangat membuat tidak nyaman. Apalagi anak-anak, yang
belum menguasai dua keterampilan itu… pasti rasanya benar-benar tidak nyaman, sementara dia belum bisa mengeluh, hingga akhirnya hanya bisa kebingungan merasakan semua itu.
Nah, lalu solusinya apa? Hmm, paling praktis tentu dibawa ke
dokter dan mengkonsumsi obat yang diberikannya untuk meringankan gejala-gejala
flu. Hanya meringankan, karena katanya penyebab penyakit ini adalah virus, jadi hanya
imun/sistem kekebalan tubuh kitalah yang bisa melawannya. Obat, sifatnya hanya
meringankan gejala-gejala yang menimbulkan rasa tidak nyaman; dimana hal ini
berefek juga pada kualitas istirahat yang lebih baik, sehingga berpeluang
meningkatkan ketahanan tubuh.
Sederhana kelihatannya … Tapi bagi beberapa orang-tua yang berpendapat bahwa obat-obatan berbahan kimiawi itu tentu memiliki efek samping, tentu berpikir dua kali sebelum memberikan bayi/anak-anak mereka obat-obatan seperti itu, terutama jika sakitnya ringan saja. Apalagi mendengar berbagai berita yang menyebutkan bahwa beberapa oknum dokter seringkali memberikan obat-obatan yang berlebihan. Terkadang mereka akan menahan diri untuk membawa anaknya ke dokter dan menunggu sampai 2-3 hari, berharap anaknya segera sembuh dan sakitnya tidak terlalu berat …
Tapi, terkadang harapan itu tidak selalu menjadi kenyataan. Kadang anak menderita batuk pilek yang cukup parah, hingga dia menjadi begitu tidak nyaman dan terganggu. Hingga anak sulit beristirahat dan tidak mau makan, kekhawatiran dan rasa iba itu pasti semakin mendera. Apalagi melihat badan anak terlihat menyusut karenanya, hiks, orang-tua mana yang tidak teriris hatinya…
Nah, karena itu, beberapa orang-tua memilih pengobatan yang lebih alami untuk mengatasi penyakit seperti itu. Misalnya menurut ibu saya, ada jamu obat pilek anak yang diminum ibu menyusui; dengan asumsi bahwa jamu tersebut akan diminum bayi melalui ASI. Atau yang cukup populer jeruk nipis dan kecap untuk mengobati batuk, dan sebagainya. Ada cukup banyak alternatif alami yang bisa diberikan untuk mengatasi penyakit ringan pada anak-anak, apalagi mengingat kayanya negara kita akan keragaman hayati.
Selain obat-obatan alami yang kita ambil langsung dari alam, dengan kemajuan teknologi kini telah diproduksi obat-obatan dengan bahan alami yang dikemas secara praktis. Dimana hal ini bisa menjadi alternatif yang lebih praktis bagi kita yang tidak memiliki akses yang luas terhadap bahan-bahan segar alami. Kadang bumbu dapur yang sering kita pakai saja kan tidak lengkap…
Selain obat-obatan alami yang kita ambil langsung dari alam, dengan kemajuan teknologi kini telah diproduksi obat-obatan dengan bahan alami yang dikemas secara praktis. Dimana hal ini bisa menjadi alternatif yang lebih praktis bagi kita yang tidak memiliki akses yang luas terhadap bahan-bahan segar alami. Kadang bumbu dapur yang sering kita pakai saja kan tidak lengkap…
Dan berikut adalah beberapa obat-obatan yang kami miliki untuk berjaga-jaga terhadap kondisi-kondisi sakit ringan anak:
1. Colic Calm Plus
Obat ini adalah semacam gripe water untuk meredakan gejala gelisah dan rewel karena
kolik, gas, gigi tumbuh dan masalah pencernaan. Bahan aktifnya terdiri dari
bahan-bahan alami antara lain: Aloe Socotrina, Asafoetida, Carbo Vegetabilis,
Carum Carvi, Chamomilla, Chinchona Officinalis, dan sebagainya (baca pada
gambar di bawah). Dan di kemasan
tercantum bahwa obat ini tidak mengandung alkohol, gula, baking soda,
simethicone (obat pereda nyeri), gandum, gluten, kedelai, olahan susu, serta perasa
dan pewarna sintetis. Terdengar benar-benar aman untuk bayi bukan… Dan menurut
pengalaman saya, obat ini cukup efektif untuk mengurangi rasa tidak nyaman saat
bayi demam karena tumbuh gigi. Beberapa saat setelah diberikan, bayi bisa
beristirahat dengan tenang meskipun obat ini tidak mengandung sejenis obat
tidur.
Colic Calm
Plus
|
Yang ini adalah obat untuk gejala batuk, tenggorokan yang
teriritasi serta suara yang serak. Ekstrak Agave dan Daun English Ivy-nya
membantu membersihkan lendir (dahak) dan bisa digunakan sejak bayi berusia 2
bulan (bahkan kurang dari 2 bulan dengan rekomendasi dokter). Relatif lebih
aman dan alami, karena tidak mengandung obat-obatan atau alkohol, pewarna,
perasa buatan, pemanis sintetis dan gluten. And
yes, menurut pengalaman kami, obat ini cukup membantu si kecil untuk
meringankan batuknya.
Zarbee's Naturals Baby Cough Syrup + Mucus
|
3. Natrabio Children’s Cold & Flu Relief
Obat ini digunakan untuk meringankan gejala flu seperti
hidung tersumbat, sakit tenggorokan, mual, serta muntah, bersin, pilek sakit
kepala dan pegal-pegal pada bayi mulai usia 4 bulan (atau kurang dengan
rekomendasi dokter). Kandungan aktifnya antara lain: Aconitum napellus, Cone
Flower, Red Onion dan sebagainya (baca pada gambar di atas); serta tidak
mengandung alkohol dan gula, sehingga diklaim tidak menyebabkan efek samping
dan kantuk. Saat itu, kami membeli obat ini bersama Zarbees Naturals Baby Cough
Syrup + Mucus untuk berjaga-jaga saat si kecil terserang flu. Dan sampai saat
ini belum membuka segelnya karena alhamdulillah anak-anak belum terserang flu
sejak membelinya; sehingga belum bisa memberikan testimoni :D
Natrabio Children's Cold & Flu Relief
|
***
Lalu…
obat-obat homeopatik ini beli dimana? Bagi
ibu-ibu yang pernah mencoba survey ke toko obat dan apotik pasti sadar bahwa
obat-obatan seperti ini sulit dan bahkan menurut pengalaman saya, tidak
ditemukan di apotik. Kala itu, sewaktu Mahesh (12y) mengalami batuk, saya
sempat mencari ke berbagai apotik, obat batuk untuk bayi; namun hasilnya
mengecewakan! Bukan benar-benar tidak ada sih, tapi obat batuk yang tersedia
kebanyakan adalah obat keras yang harus diresepkan oleh dokter. Dan di
pencarian terakhir saya menemukan obat batuk bebas yang bisa diberikan untuk
anak di bawah usia 2 tahun, tapi dalam kemasan tertera bahwa mengandung CTM
disamping kandungan kimiawi lainnya. Baiklah, zat kimiawi itu tidak sepenuhnya
buruk, saya sadar itu. Tapi rasanya untuk sakit ringan, jika memang ada
alternatif yang lebih aman dan alami, why
not?
Dan kemudian, saya pun menemukan obat-obatan ini melalui
aplikasi bukalapak dengan pelapak simplebabyshop dan melalui aplikasi tokopedia
dengan penjual Thesimplebabyshop. Sepertinya sih, keduanya adalah seller yang sama. Produk yang saya beli
ini pun saya percaya original melihat dari kemasan (cetakan, segel, brosur dan
takaran yang rapi), serta tanggal kadaluarsa pun masih cukup lama. Jadi menurut
pengalaman saya, toko online ini
cukup terpercaya; meskipun saya pun setiap beli akan browsing lagi untuk memastikan bahwa harganya cukup bersaing, hehe
:D. Jadi, kesimpulannya, kalau mau cari obat-obat seperti ini, cara termudah
dan terpraktis adalah belanja online…
Pintar-pintar saja memilih toko yang terpercaya (cek riwayat transaksi),
produk-produk yang dijual, dan sebagainya.
Lho, ini malah jadi ngomongin
belanja online ya… haha :D. Ga juga
kan ya… toh masih nyambung dan rasanya perlu dibagi pengalaman belanjanya juga,
karena waktu itu saya bingung juga cari obat-obatan ini. Tapi, yang ingin saya
garis bawahi dari tulisan ini adalah bahwa untuk sakit-sakit ringan seperti
demam (yang tidak terlalu tinggi dan tidak berhari-hari), batuk dan pilek; ada
obat-obatan homeopatik yang lebih aman dan alami (terutama) untuk bayi kita;
dan ketiga obat itulah contoh dari pengalaman saya. Ramuan alami lain yang
resepnya turun-temurun diberikan dari orang-tua kita, seperti jeruk nipis dan
kecap untuk batuk atau daun blimbing wuluh untuk demam pun menurut saya juga
bagian dari obat jenis ini (homeopatik). Hanya saja harus diperhatikan takaran
dan dosisnya karena kita racik sendiri… Jadi, terserah kita, mau pilih yang
mana…
Demikian pengalaman kami… Mungkin teman-teman punya
pengalaman lain tentang meredakan gejala penyakit ringan pada bayinya? Mohon
tinggalkan komen ya… soalnya, asli, masalah bayi sakit ini selalu merisaukan
hati…
With Love,
Nian Astiningrum
-end-
kalau untuk bayi emang rada-rada memikirkan, apakah memang diperlukan zat kimia a ka obat. kalau untuk bayi, jika batuknya ringan, aku kasih ASI atau air putih kemudian dikasih balsam khusus bayi dan dijemur...kasihan bayi minum obat :)
ReplyDeleteIya.. exactly.. seringkali ke dokter cuma cek aja, obatnya numpuk ga diminum.. Berharap anaknya segera sembuh.. Pas sudah kelamaan dan susah tidur n makan, kegalauan dimulai..
DeleteTks, sharingnya mbak :)
Duh, kalau bayi sakit itu sedihnya minta ampuuun. Penginnya sih nggak kasih obat-obatan kimia sedini itu. Tapi gimana kalau nggak sembuh juga. Dilema deh.
ReplyDeleteInfo obat-obatannya bermanfaat banget, saya bookmark siapa tahu ada yang butuh referensi.
Iyes Mbak..
DeleteSama-sama mbak..
Thanks a lot sharingnys mba.. sgt membantu :)
ReplyDeleteApa bisa u anak anak umur 7 tahun ya bun
ReplyDelete