Memiliki buah hati, tentu adalah hal yang sangat
menggembirakan. Dan melahirkan sebagai proses akhir dari waktu selama sembilan
bulan mengandung adalah sebuah klimaks yang menjadi gerbang pertemuan kita
dengan sang buah hati. Ya, proses melahirkan yang seringkali menegangkan tentu
akan selalu diakhiri dengan kebahagiaan dan kelegaan yang tidak terkira.
Melahirkan memang akhir dari
proses mengandung yang membuat perut kita semakin hari semakin membesar dan
membuat tubuh kita harus menopang beban yang juga semakin berat. Hmm, tanpa
mengatakan bahwa hamil itu sesuatu yang penuh perjuangan (karena mayoritas
wanita pasti bahagia menjalaninya), tapi hamil memang menguras lebih banyak
energi fisik maupun psikis. Melahirkan akan mengakhiri ‘perjuangan’ itu, tapi
akan membawa wanita pada perjuangan selanjutnya, baik perjuangan fisik maupun
psikis, yang tentunya juga menuntut kita untuk sabar dan tekun untuk
menjalaninya. Dan berikut adalah tantangan fisiologis seorang wanita pasca melahirkan
menurut saya, yang tentunya menegaskan bahwa wanita adalah makhluk yang kuat…
2. Sembelit. Hmm, setelah melahirkan saya cenderung takut buang air
besar. Akibatnya, feses menjadi keras, sulit dikeluarkan dan rawan menimbulkan
wasir. Mungkin ini tidak dialami oleh semua wanita ya… tapi bagi saya, kondisi
ini selalu terjadi pasca melahirkan. Dan untuk mengatasinya, yang paling mudah
dan alami adalah dengan memperbanyak konsumsi sayur, buah dan makanan berserat
lainnya, serta minum (terutama air putih).
3. Payudara
bengkak. Payudara bengkak yang saya
maksud disini adalah pembengkakan yang disebabkan karena akan berproduksinya
kelenjar air susu, yang menurut istilah Jawa disebut sebagai ‘merangkaki’ atau secara ilmiah disebut
sebagai ‘engorgement’. Pembengkakan
ini terjadi antara hari kedua sampai dengan hari kelima pasca melahirkan (pada
kasus saya pada hari kedua). Hal ini ditandai dengan payudara yang membengkak,
mengencang dan semakin berat. Rasanya sangat-sangat tidak nyaman dan
menyakitkan, sampai-sampai saya memilih tidur sambil duduk selama beberapa hari
saat mengalami hal ini. Bagi saya, tidur terlentang dengan kondisi payudara
seperti itu cukup menyiksa, karena rasa sakit dan berat yang ditimbulkannya.
Menurut referensi yang saya baca, merangkaki
ini tidak hanya terjadi karena ASI yang ada dalam payudara kita, tapi karena adanya
darah dan cairan getah bening yang lebih banyak dalam jaringan payudara. Untuk
mengatasinya, kita dapat melakukan hal sebagai berikut:
·
Rutin melakukan
perawatan payudara pasca melahirkan. Suster di RS mengajarkan saya untuk
mengompres payudara dengan air hangat dan dingin bergantian sebanyak tiga kali,
kemudian me-massage-nya dengan
menggunakan baby oil dengan gerakan
spiral, menggunakan buku-buku jari dan tepi tangan (bagian jari kelingking),
ketiganya memutar payudara sebanyak lima kali dengan arah ke puting.
·
Mengompres payudara
dengan air hangat untuk mengurangi rasa sakit.
·
Mandi air hangat dan
mengaliri payudara dengan air hangat.
· Menyusukan payudara
pada bayi untuk melancarkan aliran ASI dan mencegah saluran air susu menjadi
tersumbat.
· Memompa payudara
untuk mengurangi pembengkakan jika bayi belum mampu mengkonsumsi ASI dengan
intensitas yang cukup signifikan. Menurut pengalaman saya, memompa pada saat
seperti ini memang cukup sulit dan hasilnya sangat sedikit, karena saluran air
susu belum lancar dan Latch Down Reflect (LDR) yang membuat ASI mengalir ke
puting belum terbentuk. Jadi memompa pada saat seperti itu sifatnya hanya
mengurangi tekanan sekaligus merangsang aliran air susu.
· Menggunakan bra
menyusui dengan bahan lembut dan elastis, sehingga menghindari tekanan
pada payudara yang membengkak.
4. Pembengkakan
pada kaki. Nah, kalau yang ini menurut
suster terjadi karena kita duduk dalam posisi kaki menggantung pasca
melahirkan. Jadi untuk menghindari/menyembuhkannya, cukup dengan memperhatikan
posisi duduk kita, usahakan mencari pijakan untuk kaki kita, jangan sampai kaki
menggantung.
5. Nyeri
pada perut/rahim. Nyeri pada
perut/rahim ini menurut dokter terjadi karena rahim sedang berkontraksi untuk
kembali ke ukuran semula. Waktu itu, dokter meresepkan pengurang rasa sakit,
sehingga menurut pengalaman saya rasa nyerinya tidak terlalu mengganggu alias
tidak tahu rasanya sebenarnya seperti apa :D.
***
Melahirkan dengan segala detail dan ‘tetek bengek’-nya memang
sudah menjadi kodrat wanita untuk melakoninya, termasuk lima hal fisik yang
terjadi pasca melahirkan di atas. Jadi, para wanita, kita patut berbangga dikaruniai
fisik dan psikis yang kuat untuk menjalaninya. Dan para pria, para ayah dari
seorang bayi yang baru hadir di dunia, peran kalian pun luar biasa dalam masa
ini. Sensitivitas kalian yang ditunjukkan dengan perhatian dan bantuan baik
fisik maupun psikis pada istri pasca melahirkan akan terasa sangat-sangat
meringankan.
Oh ya, dan satu lagi kabar baiknya… proses melahirkan mungkin
memang menimbulkan banyak perubahan dalam tubuh kita yang mengurangi
kenyamanan. Namun, semua itu akan berkurang dan pulih perlahan-lahan sesuai
waktu yang diperlukan. Jadi, kita hanya perlu bersabar menjalani rasa tidak nyaman itu, serta tekun merawat diri agar
pemulihan bisa lebih cepat terjadi.
So, tetap semangat, positive
thinking and happy parenting bagi seluruh ibu (dan ayah) untuk bayi yang
baru hadir di dunia :). It’s hard
offcourse, but joyfull at the same time…
With Love,
Nian Astiningrum
-end-
kalau saya, ditambah trauma badan & wajah bengkak2 krn alergi anestesi mak :D
ReplyDeleteWahhh.. ga kebayang ditambah satu lagi :D
DeleteHarusnya dites alergi dulu sebelum kasih obat ya Mak.. untung ga fatal akibatnya '_'
Senasib lah sama yg komen di atas. Fisik masih bisa ditahan2, Tp drama nya yang ga bisa, heheheh. Bekal persiapan mental ngurus anak yg belom siap, Mana omongan orang ini itu soal perawatan bayi, dll..
ReplyDeleteIdem :D
Deletesaya juga ngalamin.. apalagi sama sekali belum belajar ngerawat bayi, ga ada orang-tua.. makin banyak dramanya :D
nanti saya ceritain di next blogpost.. hihi :D
*mumpung masih anget :D