And
the story was… sudah dari
jauh-jauh hari saya berencana untuk mengambil cuti seminggu dan berlibur ke
Lampung. Hmm, long distance marriage
itu ternyata memang tidak terlalu nyaman buat saya maupun Ganesh. Tiap hari,
Ganesh entah berapa kali menyebut kata ‘Lampung’; “Mama, nanti kalo kita ke
Lampung bawa mainan ini ya…” dll. Belum lagi, prosesi melepas papanya setiap
kembali ke tempat kerja, bukannya nangis atau rewel sih, tapi kalau dianya
belum ikhlas kelihatan banget; mulai dari cuek pas dipamitin sampai sengaja ga
mau diajak ngomong :(. Dan saya sendiri, hmm, suami itu ya tempat curhat
semuanya, semua yang ada dalam pikiran saya, semua yang tidak bisa saya
ceritakan pada orang lain; baik karena kontennya yang pribadi atau sekedar
khawatir orang akan bosan mendengar cerita saya… haha :D. Dimana si LDM ini
jelas membuat kesempatan saya untuk menumpahkan uneg-uneg itu menjadi sangat
berkurang! Teknologi memang sudah maju, tapi telpon-telponan itu tetap saja
kurang dan banyak kendala; yang susah ngepasin waktu santai sampai Ganesh yang
ga antusias sehingga berusaha mengalihkan perhatian saya. Hmm, suami lembur
karena ada gangguan di kantor atau saya yang lagi ribet ngeladenin Ganesh main
adalah hal yang biasa terjadi.
Ahh, dan setelah tiga bulan rata-rata bertemu setiap minggu
saja, saya merasa sudah saatnya mengambil cuti dan melepas penat LDM ini… Yup, seminggu
penuh saya sudah membayangkan bersantai di rumah bersama Ganesh, lalu malamnya
bisa berwisata kuliner, dan Sabtu Minggu-nya bermain ke pantai. Sound so relaxing right… lumayan untuk
menambah semangat, menjalani 3 bulan LDM lagi sebelum HPL.
Dan, tampaknya nasib berpihak kepada saya (saat itu)…
Mendadak saya mendapat panggilan diklat pembekalan Change Agent Program di
Lampung! Yuhu! That’s mean, saya cukup ambil cuti 6 hari untuk stay selama 2 minggu di Lampung, karena
dinasnya dari Senin sampai Kamis. Kebayang dong, bahagianya saya :D.
Dan rencana pun sudah disusun rapi, suami siap jemput dan
kami berencana berangkat Minggu pagi. Tapi, Jumat pagi, sewaktu bangun tidur
saya mengalami flek, yang sebenarnya sangat sedikit sekali, setetes pun tidak.
Tapi karena yakin warnanya pink dan jelas bukan cairan (maaf) keputihan, pagi
itu pun saya memeriksakan diri ke dokter berbekal foto yang sudah saya ambil.
Dan dokter pun mengatakan bahwa itu memang flek meskipun hanya sedikit yang
menurut dokter bisa jadi disebabkan plasenta yang melingkar ke bawah menekan
jalan lahir (hasil USG). And then…
dia menyarankan untuk bed rest selama 4 hari, terhitung hari Sabtu; yang itu sama dengan saya tidak disarankan untuk
bepergian jauh untuk sementara waktu. Termasuk tentu saja perjalanan dari
Tanjung Enim ke Lampung via darat melalui jalan yang rusak di beberapa titik
dan membutuhkan waktu 8 sampai 10 jam lamanya. “Serius Dok?” saya sampai
berkali-kali bertanya apakah itu sudah final? Kalau berangkatnya Minggu kan masih
bisa istirahat satu setengah hari tuh, siapa tau boleh pergi jika tidak ada
indikasi apa-apa lagi. Hmm, tapi dokter saya hanya tersenyum dan bilang, “Saya
sarankan jangan, karena kejadian seperti ini tidak bisa diprediksi.” Hmm, OK, fixed, rencana yang sudah disusun
terpaksa dibatalkan…
***
Iya, memang manusia hanya bisa berencana, tapi Tuhan-lah yang
menentukan. Seperti sebuah lagu yang
dipopulerkan Delta Goodrem melalui albumnya ‘Delta’ pada tahun 2007. Hmm,
memang lagu ini bukan single sih,
tapi liriknya yang dalam membuat saya jatuh cinta dan lagu ini sukses bertahan
di playlist memori saya…
“We're all
walking on quicksand
When we're busy
makin' our plans, God laughs
We're all
walking on quicksand
When we think
that we understand, God laughs”
(Goodrem,
Frampton, Kipner & Wilkins)
Hehe, lucu ya kalau membayangkan bahwa saat kita manusia
dengan logika yang secuil berusaha membuat rencana dan mengetahui banyak hal,
semuanya itu sama sekali bukan apa-apa atau apalagi segalanya. God may laughs at us for that… Dia yang
Maha Mengetahui dan Maha Segalanya-lah yang menentukan semuanya. Dan menurut
pengalaman saya, walaupun awalnya sempat merasa kecewa dengan ketetapan-Nya,
tapi akhirnya menemukan bahwa itu membawa saya pada hal yang lebih ‘indah’. Contohnya
nih, dulu ngotot pengen masuk Jurusan Ilmu Komputer sampe dibela-belain
bangun jam 3 pagi tiap hari buat latihan soal-soal IPA. Eh, malah masuknya ke
Jurusan Psikologi, yang mana masuk kelompok pelajaran IPS, yang saya
ngerjain soalnya saja saking ga ada referensi, pake ilmu ‘kira-kira’. Lalu, pas
putus pacar, padahal udah diakhir usia remaja tuh (24 tahun), eh tapi
alhamdulillah, itu ternyata karena saya mau dipertemukan dengan seseorang yang
ga ngajak pacaran, tapi nikah! Seorang laki-laki yang membuat saya bersyukur
dan bersyukur untuk bisa berjodoh dengannya, hehe :D.
Duh bahasannya jadi berat ya, padahal tadi cuma gara-gara
gagal liburan ke Lampung :D. Ah, tapi memang bener banget kok… kadang pada saat
apa yang kita rencanakan atau apa yang kita anggap baik tidak terwujud, bisa
jadi itu adalah jalan Tuhan untuk membawa kita pada kebahagiaan yang
sesungguhnya. Mungkin flek setitik kecil (sekali) pagi itu pertanda dari-Nya,
supaya saya lebih hati-hati menjaga kehamilan ini; jangan terlalu heboh
bergerak, kalem-kalem dulu, istirahat yang baik supaya semua sehat-sehat saja.
Mungkin juga flek setitik kecil (sekali) pagi itu pertanda dari-Nya untuk
memberitahu bahwa kondisi kandungan sedang dalam posisi tidak baik untuk
perjalanan jauh, karena posisi plasenta yang melingkar menekan jalan lahir
tadi. And so, mari kita nikmati
istirahat di rumah selama 4 hari penuh dan perhatian dari suami yang jadi
lebih-lebih karena kejadian ini :D. It’s
not bad at all ;).
Hmm, satu lagi kejadian indah di luar kuasa saya… membuat
saya tersenyum mengingat bahwa pada saat kita berencana, pada saat kita merasa
tau sesuatu… Tuhan mungkin tertawa, menertawakan tingkah kita sembari berkata, “Bukan
itu, tapi ini yang baik buatmu…” Just
wait and see, and we will find it out ;).
With Love,
Nian Astiningrum
-end-
Begitulah....kita sebagai manusia hanya bisa berencana....selanjutnya hanya kuasa Tuhanlah yang menentukan... Kejadian seperti itu pernah kualami... Ketika kita sudah dengan sedemikian matangnya merencanakan sesuatu namun tak serta merta terealisasi... Yang paling miris nih...saat menyinggung masalah jodoh... Aku pernah merasakan 90 persen lagi pacarku akan menjadi jodohku... Namun apa dikata... Nasib berkata lain ketika si dia beralih ke wanita lain... Entah apa yang salah saat itu aku tak mengerti... Yang jelas perasaanku saat itu... antara galau...kalut...marah...sedih... Pokoknya rasanya campur2 deh... Untungnya nih aku masih bisa berfikir waras bahwa itulah jalan kehidupan yang memang harus kutempuh... Yang keluar dari bibirku hanyalah ucapan..."Manusia bisa berencana namun hanya Tuhan yang bisa menentikan"
ReplyDelete*hug* tapi sekarang sudah ketemu jodoh yang sebenarnya kan Mak :)
Deletememang pada saat rencana dan keinginan kita tidak jadi kenyataan, rasa kecewa itu pasti ada.. tapi insyaallah selalu ada hikmah dibalik semua itu.. tergantung bagaimana kita menyikapinya :)