ToRCH memang sepertinya bukan kata
yang familiar bagi banyak orang, termasuk saya sekitar 3,5 tahun yang lalu.
Sebelumnya, saya hanya mengenal Toxoplasma
yang seringkali diceritakan oleh orang-orang sebagai penyebab infertilitas, keguguran dan cacat pada janin. Bahkan, menurut mereka,
sekali kita terkena virus ini, maka akan menetap selamanya. Hmm, OK… then and let me introduce myself, seorang gadis muda yang
pada masa kanak-kanak sampai dengan remaja bersahabat baik dengan makhluk
kecil, lucu dan berbulu bernama ‘kucing’, yang nota bene adalah pembawa virus ini. Wew, artinya jika saya memang sudah terkena virus ini, berarti saya
seterusnya akan memiliki kemungkinan yang besar untuk mendapatkan dampak
negatif darinya ya… Duh :(. Dan saat itulah, saya pun bertekad bahwa sebelum
menikah harus memeriksakan diri ke dokter tentang keberadaan virus ini!
Dan kemudian, akhir bulan Juni 2010
akhirnya saya benar-benar mendatangi sebuah laboratorium klinik di Yogyakarta
untuk memeriksakan adanya virus Toxo
dalam tubuh saya. Hanya beberapa hari sebelum saya melaksanakan akad nikah pada
tanggal 5 Juli 2010. Hari itu, saya datang ditemani adik saya dan dengan kalem
saya berkata pada petugas, “Mbak saya ingin test Toxo…”. Iya, saat itu saya belum mengerti istilah ToRCH dan bahwa Toxoplasma
hanyalah satu dari empat virus yang berpengaruh fatal bagi kehamilan. Baru
setelah mbak petugas itu menjelaskan mengenai paket Test ToRCH yang merupakan singkatan dari Toxoplasmosis (Toxoplasma gondii), Rubella,
Cytomegalovirus dan Herpes simplex virus1,
saya mengerti dan akhirnya mengambil paket test tersebut. Harganya? Mahal itu
memang relatif, tapi bagi saya menerima lamaran mendadak dan mempersiapkan
pernikahan dalam waktu singkat, uang satu juta lebih sedikit itu terasa cukup
membuat keuangan semakin mepet. Dan sukses menghabiskan sisa limit kartu kredit
yang sudah menipis untuk membeli keperluan lain ×_×. Tapi, sekali lagi, tanpa
bermaksud hitung-hitungan, uang itu sungguh tidak sebanding dengan akibat pada
janin jika kita benar-benar memiliki virus ToRCH aktif bukan?
Beberapa hari kemudian, sebagaimana
waktu yang dijanjikan pihak laboratorium klinik untuk mengambil hasil test,
saya pun datang kembali. Walau sudah meyakinkan diri bahwa jika pun positif
terinfeksi, pasti ada cara untuk menanggulanginya, namun tidak bisa
menghilangkan kegundahan hati saya. Waktu itu memang saya belum mencari
informasi lebih jauh tentang ToRCH. Tahun 2010, seingat saya koneksi internet
belum semudah sekarang, dimana kita tinggal memanfaatkan gadget untuk mencari informasi (atau saya yang masih belum melek
teknologi ya :D).
Dan ternyata, hasil test itu
menunjukkan beberapa nilai positif pada IgG Toxoplasmosis,
Rubella dan Cytomegalovirus, sedangkan IgM-nya negatif. Duh, apa maksudnya ini? Baru kemarin
sedikit mengetahui apa itu ToRCH, sekarang ada IgG dan IgM. Saya pun berkonsultasi dengan dokter jaga laboratorium
untuk mendapatkan penjelasan mengenai hasil test saya. Dan dia pun menjelaskan bahwa IgG2
itu menandakan adanya infeksi yang pernah terjadi, tapi dia tidak bisa
menjelaskan apakah ini kondisi yang aman jika saya hamil. Dia menganjurkan saya untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter
kandungan.
Hasil Laboratorium Tes TORCH Saya
Diterima tiga hari sebelum akad nikah :D
|
Saya pun menikah pada 5 Juli 2010 masih
dengan informasi yang belum membuat hati tenang. Baru beberapa hari kemudian,
setelah kembali ke kantor, saya pun mulai browsing
untuk mencari informasi tentang kondisi saya. Dan baru merasa yakin, setelah
menemukan situs tanya-jawab dengan dokter yang menjelaskan bahwa IgG yang
positif menunjukkan adanya antibodi atas virus tersebut, sehingga kita lebih
kebal terhadapnya. Sungguh lega mengetahui hal itu, dan semakin tenang lagi
pada saat konsultasi kehamilan Ganesh pertama kali dan dokter kandungan pun
menjelaskan hal yang sama terhadap hasil test saya.
***
Itu adalah cerita perkenalan saya dengan istilah ToRCH. Sekarang setelah kurang lebih 3,5 tahun sejak kejadian itu, saya mendapati bahwa pemahaman orang-orang mengenai ToRCH masih sangat minim. Kenyataannya banyak diantara teman-teman di sekitar saya yang tidak mengetahui apa itu ToRCH, apalagi melakukan test. Iya, saya pun waktu itu sama tidak tahunya dengan mereka mengenai ToRCH. Bahwa akhirnya saya melakukan test ToRCH, lebih karena ketakutan karena banyaknya cerita di masyarakat akan bahaya virus Toxoplasmosis yang dibawa oleh kucing, dimana saya merasa sebagai pengidap potensial. Pengetahuan mengenai ToRCH memang masih terasa ekslusif, karena bahkan melalui dokter kandungan pun penjelasan mengenainya tidak akan didapatkan tanpa inisiatif dari pasien. Kenapa? Bukankah dampak dari ToRCH itu sedemikian fatal?
***
Baiklah, dari tadi kita hanya
membicarakan apa itu ToRCH dan menggembar-nggemborkan
bahwa ToRCH itu berbahaya. Bahwa edukasi ToRCH masih kurang di masyarakat kita
serta berbagai mitos tentang ToRCH. Sebenarnya ToRCH ini apa sih? Dan seperti apa bahayanya hingga
kita harus benar-benar mewaspadainya? Berikut adalah hasil review saya mengenai ToRCH dari berbagai sumber.
ToRCH atau TORCH sesungguhnya
adalah singkatan yang menunjuk pada infeksi
yang disebabkan oleh bakteri, virus atau parasit yang ditularkan secara
langsung dari ibu kepada janin selama kehamilan atau kelahiran1.
ToRCH maupun TORCH seringkali digunakan sebagai singkatan dari Toxoplasmosis (Toxoplasma gondii), Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes simplex virus1. Namun, istilah TORCH (dengan huruf ‘o’ besar) pada beberapa
keperluan digunakan untuk menyebut Toxoplasmosis (Toxoplasma
gondii), Other Infections, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes simplex virus. Dimana ‘O’ menunjuk pada ‘Other Infection’ sendiri meliputi Coxsackievirus, Chickenpox, Chlamydia,
HIV, Human T-lymphotropic virus dan
Syphilis. Selain istilah ToRCH dan
TORCH, ada juga istilah TORCHES dan CHEAPTORCHES yang juga menunjuk pada
infeksi-infeksi serupa (ditularkan secara langsung dari ibu kepada janin selama
kehamilan atau kelahiran).
What TORCH stands for…
|
Nah, kalau di Indonesia sendiri, panel Test TORCH atau istilah TORCH itu sendiri hanya merujuk pada Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes simplex (ToRCH), tidak termasuk ‘others infections’. Hal ini mungkin disebabkan cara penularan si ‘others infection’ yang cukup spesifik (HIV dan Syphilis) atau jarang ditemui di Indonesia (Coxsackievirus, Chickenpox, Chlamydia dan Human T-lymphotropic virus) maka, resiko menjangkiti lebih rendah. Sehingga jika merasa memiliki potensi terinfeksi virus-virus tersebut dan menginginkan test lengkap, maka kita dapat meminta secara terpisah.
Memangnya apa sih Toxoplasmosis, Rubella,
Cytomegalovirus dan Herpes simplex
itu? Apa benar mereka ada di sekitar kita dan perlu kita waspadai? Hmm, ya, sayangnya demikian. Berikut
adalah fakta-fakta mengenai keempat parasit ini:
INFEKTAN
|
FAKTA
& PENULARAN
|
Toxoplasmosis
|
Tanda-tanda infeksi seringkali
tidak muncul karena sistem kekebalan tubuh mencegah supaya parasit tidak
menimbulkan sakit, jika pun ada keluhan yang muncul biasanya seperti halnya
flu ringan, yaitu kelenjar getah bening yang melunak, sakit pada otot, dsb.
Penularan dapat melalui makanan: makanan yang
dimasak kurang matang, bersentuhan dengan peralatan memasak yang
terkontaminasi atau dari tangan yang tidak dicuci dengan bersih. Melalui
hewan: secara umum kucing memegang peranan penting dalam penyebaran
toxopasmosis. Mereka dapat terinfeksi saat makan tikus, burung dan hewan
kecil lainnya yang terinfeksi. Selanjutnya, parasit itu akan keluar dalam
bentuk kista mikroskopik melalui kotoran kucing3.
|
Rubella
|
Disebut juga penyakit Campak
Jerman. Menular melalui orang yang menderita (misalnya saat batuk atau
bersin). Tanda-tanda infeksi: bintik-bintik dimulai dari wajah yang menyebar
keseluruh tubuh, demam rendah, sakit pada persendian, pembengkakan kelenjar
dan beberapa kedinginan sebelum bintik-bintik muncul atau dapat pula
syptom-symptom tersebut tidak muncul4.
|
Cytomegalovirus
|
Tanda-tanda adanya infeksi
seringkali tidak muncul pada anak-anak maupun orang dewasa yang sehat.
Beberapa menunjukkan symptom seperti demam, sakit tenggorokan, kelelahan dan
kelenjar yang membengkak. Penularan terjadi melalui cairan tubuh penderita6.
|
Herpes simplex
|
Tanda-tanda adanya infeksi
seringkali tidak muncul atau muncul symptom ringan seperti melepuh pada area
genital, rectum atau mulut. Pada saat infeksi pertama kali, beberapa juga
mengalami symptom seperti flu, yaitu demam, nyeri pada tubuh, dan kelenjar
yang membengkak. Penularan terjadi melalui hubungan seksual dengan penderita7.
|
ToRCH sendiri sesungguhnya tidak
terlalu berbahaya jika diderita oleh seorang dewasa dengan imunitas yang
normal. Namun, jika diderita oleh wanita yang sedang hamil maka virus ini juga akan menginfeksi janin dan menyebabkan dampak yang cukup fatal. Berikut adalah dampak dari infeksi
ToRCH pada kehamilan:
INFEKTAN
|
DAMPAK INFEKSI
KEHAMILAN/KELAHIRAN
|
Toxoplasmosis
|
Keguguran, bayi meninggal pada
saat lahir, anak yang lahir dengan kelainan (seperti pembesaran atau
pengecilan ukuran kepala), serta kelainan yang terdeteksi kemudian (seperti
gangguan penglihatan, mental disability dan kekakuan)3
|
Rubella
|
Keguguran atau kelahiran
prematur, kelainan bawaan pada bayi (masalah jantung, gangguan pendengaran
dan penglihatan, gangguan intelektual, kerusakan hati atau limpa)5
|
Cytomegalovirus
|
Kelahiran prematur; gangguan
hati, paru-paru dan limpa; ukuran yang kecil pada saat lahir, ukuran kepala
yang kecil dan kekejangan; gangguan pendengaran dan penglihatan, gangguan
mental, koordinasi yang lemah; meninggal8
|
Herpes simplex
|
Ditularkan pada saat proses
melahirkan. Awalnya herpes simplex hanya menyerang kulit, mata dan mulut;
namun dapat menjadi serius bila gagal ditangani, sehingga mempengaruhi sistem
saraf pusat, serta dapat juga mempengaruhi organ lain jantung dan hati9
|
Dari uraian panjang di atas, ada tiga
kesimpulan yang kita dapatkan. Pertama, bahwa ToRCH seringkali menginfeksi tanpa menunjukkan tanda-tanda tertentu.
Kedua, bahwa infeksi pada saat kehamilan
sangat berbahaya karena dapat ditularkan kepada janin yang dikandung (congenital), dimana infeksi tersebut
menimbulkan dampak yang cukup fatal. Dan ketiga, karena kedua fakta tersebut, sebisa mungkin sebelum hamil atau sesegera
mungkin setelah hamil, kita melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui
status kita terhadap ToRCH di atas agar dapat diambil tindakan sedini
mungkin jika memang kita positif terinfeksi. Selanjutnya, tentu saja kita wajib
menjaga kondisi tubuh tetap sehat selama hamil untuk meminimalkan infeksi
ToRCH.
***
Edukasi akan bahaya dan
pencegahan ToRCH saat ini memang masih terkesan ekslusif, dalam artian kurang
memasyarakat. Bagi kita yang terbiasa dengan kemudahan informasi melalui
berbagai media, mungkin dapat dengan mudah mencari tahu sendiri hal berkaitan
dengan ToRCH. Namun bagaimana dengan mereka yang tidak terjangkau oleh media
ini? Televisi sebagai media yang paling banyak dikonsumsi pun rasanya belum
menyentuh ToRCH secara memadai. Lalu apa yang bisa kita lakukan?
Seorang sahabat saya, Gracie
Melia yang dianugerahi seorang puteri cantik Aubrey Naiym Kayacinta (Ubii)
dengan Congenital Rubella Syndrome.
Suatu kondisi yang membuatnya terlahir dengan kelainan jantung bawaan, gangguan
motorik dan sensorik, gangguan pendengaran dan permasalahan berat badan. Semua
kondisi ini terjadi karena Grace terinfeksi Rubella saat mengandung Ubii pada
trimester pertama. Kejadian tersebut tentu saja membuat Grace dan suaminya
merasa sedih dan terpuruk selama beberapa saat. Sampai akhirnya mereka berhasil
bangkit dan menggunakan pengalamannya sebagai pelajaran, Grace pun mendirikan
‘Rumah Ramah Rubella’ (RRR) pada 2 Oktober 2013.
Komunitas RRR memang lebih ditujukan untuk para orang-tua yang memiliki
anak dengan Congenital Rubella Sydrome.
Namun, komunitas ini bersifat terbuka, siapa pun boleh bergabung. Mulai dari
orang tua lain yang anaknya mengalami gangguan kesehatan seperti Down Syndrome, Cerebral Palsy,
terinfeksi TORCH lain dan juga mereka yang membutuhkan informasi berkaitan
pengasuhan dan perawatan anak-anak spesial. Serta tentu saja para tenaga
kesehatan dan orang-orang yang memiliki kepedulian terhadap Congenital Rubella Syndrome. Jadi, bagi
teman-teman yang perlu informasi mengenai TORCH atau malahan praktisi kesehatan
yang bisa memberikan pencerahan mengenai hal ini, Komunitas RRR pastinya
menyambut kita dengan tangan terbuka :).
Logo Rumah Ramah
Rubella10
Kunjungi grup ini
disini
|
Secara lengkap, berikut adalah
tujuan dari Komunitas RRR10:
- Sebagai tempat berbagi cerita dan belajar bersama dari pengalaman orang tua lain yang memiliki anak dengan Congenital Rubella Syndrome, serta memberikan support satu sama lain.
- Mengkampanyekan pentingnya melakukan TORCH test dan vaksinasi MMR sebelum mengandung pada pasangan-pasangan muda.
- Sedikit demi sedikit mengurangi jumlah anak yang terinfeksi Congenital Rubella Syndrome di masa depan.
- Membantu mencarikan donatur bagi orang-tua yang kurang mampu secara ekonomi untuk penanganan anak-anak dengan Congenital Rubella Syndrome.
Secara nyata, meskipun aktivitas
komunitas ini sebagian besar hanya melalui grup Facebook, Grace bersama 500an
(data 23 Januari 2014) anggota Komunitas RRR lainnya secara konsisten berusaha
mencapai tujuan mereka. Selayaknya keluarga besar, mereka saling menyemangati
satu sama lain, berbagi informasi dan terus mengkampanyekan pentingnya Test
TORCH melalui berbagai kesempatan. Baik melalui grup Facebook mau pun pada saat
mendapat kesempatan atau undangan pada berbagai acara dan seminar. Termasuk
juga melalui tulisan-tulisan Grace di berbagai media, yang salah satunya dapat
ditemukan dalam buku antologi ‘Mereka Bicara Fakta: Wajah Sistem dan Regulasi
Kesehatan Indonesia’.
Grace bersama komunitas RRR sudah
memulai usaha untuk menjembatani eksklusifitas informasi mengenai TORCH di
Indonesia dengan cara mereka. Dan kita pun bisa turut membantu dengan mencari
tahu lebih dalam mengenai TORCH dan selanjutnya menyebarkan informasi ini
melalui jaringan yang kita miliki. Melalui kelompok arisan atau sekedar dari
mulut ke mulut, semuanya akan sangat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang TORCH. Pemerintah sudah pasti memiliki porsi dalam usaha peningkatan
kesehatan masyarakat, namun sembari menunggu mereka melakukan tindakan nyata,
tidak ada salahnya kita melakukan apa yang kita bisa bukan ;)
***
Selanjutnya, untuk bisa
menjangkau masyarakat yang lebih luas dengan segala keterbatasan Komunitas RRR
(waktu, dana dan lokasi). Maka kita bisa mengakalinya dengan menggunakan media
sosialisasi yang murah, praktis dan mudah disebarluaskan. Berkaitan dengan hal
tersebut, ada dua ide yang terlintas dalam pikiran saya, pertama adalah menerbitkan booklet ‘Serba-Serbi TORCH’.
Booklet ini nantinya akan berisi berbagai hal mengenai ToRCH from A to Z yang
perlu masyarakat ketahui. Mulai dari definisi, penyebab, pencegahan hingga
cerita-cerita inspiratif mengenai TORCH. Booklet
ini dapat disebarluaskan melalui dua bentuk, yaitu hardcopy dan softcopy.
Untuk mencetak booklet, kita bisa
mengajukan proposal untuk menggalang bantuan dari berbagai perusahaan yang
dapat dijangkau. Selanjutnya, booklet
ini bisa kita sebarkan ke berbagai sekolah (menurut saya tingkat SMA adalah
yang paling efektif dan accessible).
Selanjutnya booklet dalam bentuk softcopy
dapat dengan mudah kita sebarkan dengan berbagai cara, misalnya dengan
Menyediakan file booklet dalam grup
Facebook Komunitas RRR dan juga mengirimkan file
tersebut pada setiap member baru RRR. Harapannya setiap member RRR memiliki
pengetahuan yang komprehensif mengenai TORCH dan selanjutnya bisa menjadi agen
informasi bagi lingkungan di sekitarnya. Bayangkan saja, dengan 500an anggota
RRR saat ini. Andaikan masing-masing mensosialisasikan dan menyebarkan
informasi atau booklet tersebut pada
satu orang terdekat mereka saja, maka sudah ada 500 orang baru yang mengetahui
mengenai TORCH. Dan bayangkan lagi, jika 500 orang kedua ini pun melakukan hal
yang sama, maka ada 500 orang ketiga, dan seterusnya. Untuk proses menulisnya sendiri kita bisa ‘keroyokan’. Kita bisa bergotong-royong membuat
membuat materi untuk booklet itu,
termasuk desainnya nanti. Dijamin deh,
kalau dikerjain rame-rame pasti tidak
akan terasa berat ;).
Kedua, kita buat semacam ilustrasi-ilustrasi dengan tema edukasi
TORCH untuk display picture yang
bisa digunakan pada berbagai aplikasi instant
messaging. Seperti yang kita ketahui, ada berbagai aplikasi instant
messaging yang berkembang dan populer saat ini; sebut saja Blackberry
Messenger, Whatsapp, LINE dan sebagainya. Ide ini sebenarnya datang karena
mengamati rekan-rekan saya yang seringkali menggunakan display picture berupa gambar animasi atau sekedar tulisan-tulisan
dengan berbagai pesan, mulai dari kata-kata bijak, motivasi sampai dengan
sekedar kata-kata ‘nyeleneh’.
Meskipun sederhana, display picture
seperti itu terkadang menarik perhatian saya dan mengamati karena penasaran
dengan isinya. Nah, mengapa kita
tidak memanfaatkan media ini untuk memberikan informasi mengenai TORCH?
Contoh Display Picture
berisi edukasi tentang TORCH 1
|
Contoh Display Picture
berisi edukasi tentang TORCH 2
|
Di atas adalah beberapa contoh display picture dengan tema edukasi
TORCH buatan saya. Cukup sederhana, namun jelas dan menggelitik rasa ingin tahu
kita tentang TORCH bukan? Selanjutnya dengan munculnya rasa ingin tahu
tersebut, diharapkan masyarakat akan mencari tahu lebih lanjut mengenai TORCH
dan akhirnya muncul kesadaran untuk melindungi dirinya.
Mari kita berandai-andai kembali.
Dengan 500an anggota komunitas RRR yang masing-masing misalnya memiliki 100
kontak aplikasi instant messaging
dalam handphone-nya. Seandainya 10
orang saja melihat display picture
ini, maka sudah ada 5000 orang baru yang lebih aware mengenai TORCH. Bayangkan jika lebih! Dan bayangkan juga jika
efeknya berantai, dan mereka yang baru aware
kemudian melakukan hal yang sama! Hmm,
luar biasa bukan? Hasilnya bisa berlipat-lipat ribuan orang lainnya menjadi
minimal mengetahui bahwa apa itu TORCH dan kemudian lebih waspada.
***
Baiklah, untuk ukuran sebuah ide yang
sederhana, mungkin saya terlihat sangat optimis ya… Tapi optimisme saya masuk
akal kan? Di luar ide di atas, saya yakin akan ada banyak ide-ide luar biasa
lain untuk kemajuan Komunitas RRR. Saran saya selanjutnya, maka jangan lupa
mempertimbangkan ide-ide yang ada berdasarkan efektifitas dan sumber daya yang
dimiliki Komunitas RRR. Selanjutnya, kita eksekusi bersama-sama sebaik mungkin
dan tentu saja disertai dengan niat dan doa supaya usaha tersebut bermanfaat
bagi Komunitas RRR dan masyarakat luas. Amiin…
And here it is… akhirnya tulisan ini selesai sudah, yeay! Maafkan akhirnya saya jadi curhat
panjang, tak terasa pada saat melirik ke pojok kiri bawah, 2.700 kata sudah
terlampaui, hihi :D. Tapi semoga saja, tulisan panjang ini bisa sedikit
membantu mengkampanyekan TORCH kepada masyarakat dan tentunya bermanfaat untuk
untuk Komunitas RRR :).
With Love,
Nian Astiningrum
-end-
Readings:
- En.Wikipedia.org. (28-11-2013). Vertically Transmitted Infection. http://en.wikipedia.org/wiki/TORCH_complex#TORCH_complex. Diakses tanggal 15 Januari 2014.
- Merriam-Webster.com. (2014). IgG. http://www.merriam-webster.com/dictionary/igg. Diakses tanggal 15 Januari 2014.
- CDC.gov. (10-01-2013). Parasites – Toxoplasmosis (Toxopasma Infection). http://www.cdc.gov/parasites/toxoplasmosis/disease.html. Diakses tanggal 16 Januari 2014.
- CDC.gov. (02-2013). Rubella. http://www.cdc.gov/vaccines/vpd-vac/rubella/downloads/PL-dis-rubella-bw-office.pdf. Diakses tanggal 20 Januari 2014.
- CDC.gov. (07-01-2013). Rubella: Make Sure Your Child Gets Vaccinated. http://www.cdc.gov/features/rubella/. Diakses tanggal 16 Januari 2014.
- CDC.gov. (06-12-2010). Cytomegalovirus (CMV) and Congenital CMV Infection: Overview. http://www.cdc.gov/cmv/overview.html. Diakses tanggal 16 Januari 2014.
- CDC.gov. (11-02-2013). Genital Herpes – CDC Sheet. http://www.cdc.gov/std/herpes/stdfact-herpes.htm. Diakses tanggal 21 Januari 2014.
- CDC.gov. (06-12-2010). Congenital CMV Infection. http://www.cdc.gov/cmv/congenital-infection.html. Diakses tanggal 21 Januari 2014.
- BabyCenter.com. (03-2013). Herpes During Pregnancy. http://www.babycenter.com/0_herpes-during-pregnancy_1360877.bc?page=2#articlesection6. Diakses tanggal 16 Januari 2014.
- Melia, G. (10-10-2013). Komunitas Rumah Ramah Rubella. http://mommiesdaily.com/2013/10/10/komunitas-rumah-ramah-rubella/. Diakses tanggal 23 Januari 2014.
Artikelnya sangat bermanfaat mak
ReplyDeleteMakasih Mak.. amin, semoga beneran bermanfaat untuk orang banyak ^_^
DeleteHi Nian, thanx for the info. Btw waktu sebelum nikah, aq juga ikut test pra nikah, sepertinya sudah skalian tes TORCH itu ya, krn aq dapat hasil IGg n IGm nya. Hasilnya sama denganmu, aq dulu pernah terinfeksi, tp skrg alhamdulillah tidak. Sejauh ini aq pernah konsul dengan dokter kandungan sie, memang gak masalah untuk hamil.. Yang penting memang jaga kesehatan dan menjauhi pemicu TORCH. Waktu hamil pertama, sempat keguguran di minggu ke 10, dan gak tau juga penyebabnya apa. Sampai akhirnya dr dokter, ksh option untuk vaksin MMR. Walaupun vaksin untuk orang dewasa hanya pilihan, gak ada salahnya juga kita preventif. :) semoga aq bisa nyusul ya hamil lagi dan dititipkan anak yang sehat dan pintar kayak Ganesh ;)
ReplyDeleteHai Hanum.. makasih sudah mampir..
DeleteTernyata kita sama-sama punya cerita dengan TORCH ya..
Ternyata kejadian bisa dijelaskan dengan akal manusia ya.. Kita cuma bisa berusaha menjaga diri sebaik-baiknya..
Amiin.. semoga dirimu segera dititipin momongan lagi.. yang sehat, cerdas dan bahagia.. :)
Sepertinya saya harus test ToRCH juga.
ReplyDeleteMakasih infonya, Mak ^^
Sama-sama Mak Novia..
DeleteIya, walaupun prosentase kejadian mungkin kecil, tapi tidak ada salahnya kita berjaga-jaga sebaik mungkin..
Insyaallah kalo sudah yakin aman, hamil juga tenang ^_^
Wah menarik banget nih, ditambah gambar-gambar mendukung dan lengkap pakai sumber. Mantafffff.
ReplyDeleteKayaknya dirimu selalu bikin gambar ginian dalam tulisan2 di blog ya mak Nian, pakai apa sih ini bikinnya? Bagus loh :))
Makasih mami Ubii.. iya, entah kenapa menikmati sekali browsing sana sini cari info :D
DeleteGambar itu bikin pake Ms Publisher aja yang gampang, nanti kalo mau aku ajarin deh.. *tapi palingan dirimu buka langsung bisa, hihi :D
Itu aplikasi online kah? Waduh, mak, aku tuh gaptek banget. Kalau dapat info aplikasi gini harus bolak-balik buka dulu baru bisa lanyah hiks hiks hiks
DeleteBukan aplikasi online.. wkwkwwk.. itu ms office juga, buat bikin publikasi semacam flyer, booklet dkk :D
DeleteAku juga dulu taunya dari temenku pas KKN.. hihi.. ini aplikasi mah simpel kok, jauh lebih ga ribet dibandingin corel dkk..
Tapi emang fungsinya sederhana sih, lebih kaya gunting tempel aja..
gileee..dah kayak buat tesis aja mama ganesh ni..saluut..saluut..
ReplyDeleteHehehe.. kayaknya tiap orang punya karakter nulis sendiri-sendiri Mak Diba..
DeleteSaya ini tipe yg suka cari info sampe detail banget, ada bagusnya sih, tapi ada jeleknya juga.. kalo suruh nulis cerita atau fiksi jadinya garing :D
Makasih sudah mampir Mak..
Halo Emak, salam kenal ya... infonya menarik banget ya. Apalagi saya dan Suami sedang berusaha memperoleh buah hati, dan belum lama ini melakukan tes TORCH yang Alhamdulilahnya negatif -yang berimbas negatif juga di dompet ya - :)
ReplyDeleteTes Torch ini seharusnya memang dilakukan sebelum kehamilan ya, saya punya seorang teman yang baru diketahui terkena Toxo di bulan kedelapan kehamilannya, akibatnya anaknya sempat hydrocefallus dan sekarang mengidap syndrome dandy walker...
Iya.. memang test TORCH lumayan 'berasa' di dompet ya :D
DeleteTapi gapapa, untuk memastikan kita aman untuk hamil.. dan jalani kehamilan juga tenang..
Beberapa waktu lalu ada juga teman saya yg keguguran karena Rubella, ada juga yg mengalami gangguan pendengaran karena Toxo..
Semoga segera dititipkan buah hati yang sehat ya Mak.. amiin..
Salam kenal juga, makasih sudah mampir ^_^
Mak Memez, temannya itu punya FB kah? Kalau ada mungkin bisa diajak gabung di komunitas Rumah Ramah Rubella supaya bisa sharing sama-sama
Delete*Mak Nian maaf numpang ikutan komen nih* :))
Monggo mak Grace.. silakan saja :D
DeleteInformatif, ternyata tes TORCH itu penting ya Mak
ReplyDeleteMenurut saya penting banget Mak.. memang sih mungkin prosentase kena kecil ya.. tapi kan lebih baik berjaga-jaga dan memastikan..
DeleteKarena dampaknya cukup fatal :(
Makasih sudah mampir mak :)
makasih mak atas info yang bermanfaat, saya sempat ingin test tokso ini tak mengindahkan untuk tes ini, dan karena atas kesibukkan2 saya sehingga gagal untuk test ini hingga akhirnya janin saya harus pergi diusia hampir 9 bulan,...
ReplyDeleteWah.. turut berduka-cita mak Adel..
DeleteAyo sekarang segera disempatkan untuk test TORCH ya :)
mak nian, informasinya lengkap banget.. langsung aja nih dibukukan.. hehe.. semoga bisa mengedukasi masyarakat tentang TORCH..
ReplyDeletesukses ya mak untuk GAnya.. ^_^
wah.. kalo jadi buku belum ahh.. apalagi saya ga ada background kesehatan.. ini info hasil browsing semua :D
Deleteoh ya, tapi buku tentang TORCH bentar lagi terbit lho.. *info dari komunitas RRR*
makasih sudah mampir Mak ;)
berapa sih mbak, biaya untuk periksa TORCH? hehe, saya seorang catlover..
ReplyDeletekalo dulu, 3.5 tahun lalu saya cuma inget 1 juta lebih, lebihnya ga banyak.. seingat saya ga sampe 1.5 juta..
Deletecoba mbak telpon ke laboratorium klinik yg ada di lokasi mbak, atau coba search lewat google..
tadi saya coba cek disini: http://ibuhamil.com/diskusi-umum/14625-pemeriksaan-torch.html harganya 2 juga..
lumayan mahal ya sekarang x_x
tapi lebih baik dilakukan, jika memang merencanakan utk hamil.. insyaallah uang segitu tidak sebanding dengan kesehatan anak kita.. :)
Makasih, Mak.
ReplyDeleteArtikelnya bergizi banget. Saya banyak belajar dan memang begitu awam dengan hal ini sementara saya pernah sangat akrab dengan hewan berbulu dan unggas :(
Mak, kan udah dibahas komplit banget nih soal tes ToRCH, nah kalo varsin MMR itu apa maksudnya?
weee nih penyakit bahaya buat ibu hamil :| , sang ibu hamil harus baik baik menjaga kesehatan nya
ReplyDelete